Saturday, August 17, 2013

Mengejar ayam di jalan tol korea

Sore kemarin tepatnya tanggal 16 Agustus, kami berempat bersiap menyambut kedatangan anak-anak adopsi kami yang berjumlah total 430. anak-anak adopsi itu adalah ayam petelur. sebelum cerita berlanjut, saya ingin mengamini ucapan leluhur saya dr. Agung yang sedang menempuh studi di kota Insbruck : "mereka mikir sekolah di luar cuma poto2 dan jalan2 upload di fesbuk kali ya, padahal mereka ra reti njerone - coba kalo diupload semua foto termasuk yang buruk2 kan ra lucu" - ucapan cukup menggelitik cukup cetar. hhaa. 

Minggu ini sebenarnya kami kelimpungan, penelitian pellet belum selesai - sampel untuk dianalisis asam amino masih puluhan - penelitian ayam pedaging masih baru menginjak minggu ke-2 - dan ditambah si petelur yang baru akan datang.

Pembagian tugas. saya dan dua teman korea berangkat mengambil anak-anak menggunakan mobil lab dan satu orang tinggal untuk mengecek kebutuhan kandang yang tepatnya di belakang kampus. 17.00 berangkat dan 18.30. memang agak cukup jauh perusahaannya karena letaknya di equator korea sedangkan kampus kami di bagian utara. 430 ayam pun masih harus kami sendiri yang menangkapnya untuk dimasukkan ke mobil pick up dengan ukuran sedang. 

20.00 berangkatlah 1 mobil dan 1 pick up menuju kampus melalui jalan tol. sekitar 7 menit berselang si pick up berhenti yang membuat kami bertiga kaget dibelakangnya. dia membuka pintu belakang - masalah pun datang "ventilator mati dan seperti keluar asap terbakar" - langsung saya mikir "what's crazzy the driver, why didnt he prepare properly !" -. entah malam itu sepertinya sudah campur aduk, akhirnya si pick up berhenti untuk ke -3 kali di jalan tol. kami bukalah pintu belakang pick up, banyak ayam mati terlihat. akhirnya kami bagi tugas, saya dan teman korea jaga di pick up dengan keadaan terbuka karena saking panasnya keadaan di dalam, sedangkan seorang teman korea dan pekerja membeli net. 

bermodal kayu panjang di pick up, kita gunakan supaya ayam tetap di posisi dalam. namun akhirnya 2 sampai 3 ayam keluar menginjakkan kaki di aspal jalan tol. bisa dibayangkan. betapa riwuhnya malam itu. beberapa saat kemudian ayam sudah dalam keadaan tenang dan kami keluarkan beberapa ayam yang mati. 


lebih dari 1.5 jam kami menunggu mereka dan jam menunjukkan pukul 22.45. hape saya dan teman korea yang bersama saya, ada di mobil. kami hanya bisa menunggu dan menunggu setiap mobil yang akan berbelok ke arah kami sambil berharap mereka segera datang. sampai akhirnya ada petugas PATROLI tol yang mendatangi kami. dengan meminjam hape petugas patroli, kami telpon seluler genggam kami untuk mengetahui dimana keberadaan mereka. ternyata mereka tidak bisa menemukan kami karena melintasi jalan yang berbeda. %%&^*(&^%$%&(*%%#$@. akhirnya kita memasang net di belakang untuk mengakali aliran udara didalam menjadi lebih baik.

Karena Si prof mengetahui keadaan ini, beliau kembali ke lab sekitar pukul 23.30 sampai pukul 01.00 bersama mahasiswa doctor yang menunggu kami. Namun kami menginjakkan kaki di kampus pada pukul. 02.00 pagi. kami transfer secepat mungkin yang masih hidup ke kandang. dan kami temukan 50% mati karenanya sekitar 208-an. kami transfer yang mati ke dalam refrigerator. dan akhirnya ke semuanya selesai pada pukul 05.00 pagi.


Pagi ini sekitar pukul 10.30, Si prof telepon saya. Are you okay ? i dont worry about the chicken, i worry about all of you. All did a good job. beliau berpesan untuk segera menyembelih ayam2 yang tersisa ke slaughter house.

Sepertinya di hari kemerdekaan ini saya mendapatkan tastenya, pujian dari prof untuk kami itu bagaikan naskah proklamasi. merdeka merdeka merdeka.



Selamat Dirgahayu Republik Indonesia